Teh minta no HP, apa kabar?
baik, kamu?
Teh, Anggrek, (bukan nama sebenarnya) baru melahirkan. boleh minta no HP teteh. aku pengen ketemuan. Nama bayiku Zahra. umur baru dua bulan. maukah teteh jenguk?
…
Ya boleh jadi saya speechless. tak tahu harus berpikir apa. Ingin husnudzon
Kapan melahirkan ? kapan nikah ?
Aku nikah maret kemarinOh. ah ga ngundang.
Anggrek, salah satu adik didik kami. dulu, saat masih aktif bersama teman yang bermimpi sama untuk keluarkan anak-anak dari hidup jalanan, kami sering bertemu anggrek bersama teman-temannya, sekedar mengajarkan hijaiyah. terakhir bertemu tahun kemarin
Dengan umur setengah dari umur saya
Dia sudah harus menggendong bayi, menyusuinya, begadang karenanya, dan bertindak jadi ibu.
Esok kami akan melepas rindu dan semoga semua pikiran suudzon saya salah.
Entah saya harus menyalahkan siapa
Yang jelas, salah satu yang harus saya salahkan adalah saya yang telah meninggalkan tempat itu hanya karena tak kuat mengikuti kejamnya jalanan dan antek-antek yang menunggangi mereka, yang mungkin punya kepentingan lain. ah sudahlah, saya suudzon lagi kan.
Astagfirullah
teh ini sedih banget.. gimana cerita lanjutannya teh? huhu..
cerita lanjutannya bahwa Anggrek (bukan nama sebenarnya telah menikah) walau usia kandungan saat itu telah masuk 3 bulan. begitulah jalanan. ingin peduli tapi apa daya ada daya besar yang melawan dibelakang jalanan ini. mungkin mereka lah yang menjadikan kehidupan jalanan mnjadi kehidupan yang keras dan kejam 😉